Cerpen Cinta Islami - Cinta Dan Rahasia Nya |
“La Tahzan” mungkin kalimat itulah jawaban Tuhan atas semua
pertanyaanku. Jawaban atas kesedihan yang selama ini selalu menyesakkan
dadaku, jawaban atas kegalauan hatiku, jawaban atas kebimbangan hatiku,
dan mungkin jawaban atas hubunganku dengan dia. Setiap kali aku
bersedih, setiap kali aku membaca Al-Qur’an, setiap kali itu juga selalu
ada kalimat “La Tahzan” di dalamnya. Entahlah, aku berharap semoga ini
memang terbaik untukku.
Hubunganku dengan dia harus benar-benar berakhir saat itu juga, saat
bulan ramadhan, saat semua orang penuh suka cita menjalani bulan penuh
berkah itu, dan saat aku harus bersedih menjalani keputusan ini. Mungkin
ini memang salahku, aku meninggalkannya tanpa sedikitpun penjelasan,
hingga dia harus benar-benar pergi. Pergi bersama keputusan yang membuat
kami berdua beradu dalam kegalauan yang teramat sangat. Mungkin juga
ini adalah hukum karma untukku karena meninggalkannya tanpa memberinya
alasan, dan kali ini gantian dia yang meninggalkanku. Meskipun niatku
meninggalkannya adalah terbaik untuk kita berdua, aku nggak ingin di
antara kami ada banyak belenggu-belenggu setan yang dapat menyesatkan
kami, aku hanya ingin aku dan dia benar-benar jadi kekasih halal yang
terlindungi, tanpa belenggu-belenggu setan. Tapi itulah, niat baik nggak
selamanya berakhir baik, bahkan terkadang menyakiti kita. Huft, aku
menyesal telah melakukannya. Tapi, selalu banyak “tapi” yang berputar di
pikiranku. Aku hanya bisa pasrah, pasrah pada kenyataan ini.
Hingga saat ini aku tak pernah lagi berkomunikasi dengannya, memang
dari awal kita selalu jarak jauh, bahkan saat masih ada hubungan pun
kita juga jarak jauh. Jangankan telepon, SMS pun sudah lagi tak kami
lakukan, bahkan aku pikir nomor ponselku mungkin sudah dia hapus.
Entahlah. Dia benar-benar marah kepadaku. Saat terakhir kami bertemu,
dia bilang kalau akan menikah dengan wanita lain, aku berharap itu
adalah pilihan yang benar-benar berasal dari hatinya, dan pilihan yang
terbaik untuknya. Aku berusaha untuk ikhlas menerima keputusannya. Dan
aku, aku selalu mengingat kalimat “La Tahzan” itu, kalimat
penyemangatku, kalimat penyejuk hatiku, dan kalimat yang selalu bisa
menenangkan hatiku. Aku hanya berharap untuk bisa mendapatkan
penggantimu, pengganti yang lebih baik darimu. Walaupun aku tak pernah
mengutarakan alasanku meninggalkanmu, ya hanya ku simpan dalam hatiku,
hanya aku dan Illahi lah yang tahu. Yakinlah, ini adalah terbaik untukku
dan untuknya.
====================================================================
0 komentar:
Posting Komentar