Searching...
Selamat Datang Di website Diaryreva | Diary Tentang Cinta | Terima Kasih Atas Kunjungan Anda....
Kamis, 27 Maret 2014

Dari Diary Tentang Aku, Kamu dan Kenangan Kita


http://diaryreva.blogspot.com/2014/03/dari-diary-tentang-aku-kamu-dan.html
Cerpen Cinta Remaja - Dari Diary Tentang Aku Kamu Dan Kenangan Kita
Ingat pertama kali ku menyukaimu, disaat aku baru masuk SMA, ini mungkin kelihatannya hampir sama dengan cerita di film yg sering ku tonton “a little thing called love”… Tapi hanya mirip sedikit. Karena yang terjadi di antara aku dan juga kamu bukan sebuah film atau alur cerita yang sengaja dibuat sedemikian rupa. Yang terjadi di antara adalah destiny.
Di memoryku, masih tersimpan rasa-rasa itu dan semua peristiwa yang pernah terjadi. Entahlah bagimu?
Aku ingat, waktu itu hari ketiga mos. Mungkin di hari pertama dan kedua kita belum bertemu. Tapi di hari ketiga, saat penutupan. Ada tugas kami para siswa baru untuk meminta tanda tangan kepada senior. Dan disitulah aku pertama kali melihat kamu. Hmm… Melihat senyum mu aku jadi deg-degan sendiri. Padahal ku tahu senyuman itu bukan untuk ku tapi untuk semua orang. Tak apalah yang penting tanda tangan mu udah dapat. Hanya itu saja yang ada di fikiranku setelah itu.
Dan, beberapa waktu selalu ku lewati untuk melihat kamu. Entah mengapa kubegitu mengagumi mu. Secara diam-diam ku sering perhatikan kamu main voly, waktu kamu berkumpul dengan teman-teman kamu sambil tertawa. Kamu juga terkenal pintar dalam pelajaran, pintar gitar, pintar olahraga, baik dan ramah pada semua orang.
Mungkin kamu memang terlalu baik?.
Suatu hari aku liat kamu pulang bersama teman satu lokal denganku. Dan usut punya usut aku pun jadi penasaran, ku tanya pada temanku dimana kamu tinggal. Eh ga tau nya, ternyata kamu 1 kampung dengan temanku. Mulai lah ku deketin temen ku tadi. Pernah juga ditanya sama teman aku sudah punya pacar atau belum, aku bilang belum. Tapi aku dekat sama seseorang, pas temanku itu nanya anak mana yang aku sukai itu, aku pun keceplosan. Aku terlanjur bilang anak 1 kampung sama dia. Dia malah penasaran dan nanya namanya… Yah, (mati aku). Aku gugup dan spontan ku sebut saja dengan nama lain. Huff… Untung saja dia gak tau dengan nama asal-asalan yang ku sebut tadi. Jadi dia gak banyak tanya lagi?
Tapi tak lama kemudian, selang beberapa hari ku denger kamu telah jadian dengan teman seangkatanku. Tapi kamu tak tahu aku kecewa, dan tak ada satupun yang tahu. Hanya, waktu itu aku ingat 1 hal. Mungkin cewek itu memang pantas untuk kamu. Karena dia cantik dan kalian memang serasi. Harapanku pupus. Tapi aku masih bisa bernafas lega. Karena perasaan ini tak ada yang tahu, jika temen-temen tahu matilah aku diledekin?. Selamat kak, semoga bahagia. Itulah kata terakhir yang mungkin bisa ku ucap saat itu.
Waktu pun berlalu. Tapi, perubahan yang terjadi tidak begitu besar. Semakin hari semakin sering ku melihat kamu. Apalagi lapangan olahraga yang letaknya memang dekat dengan lokalku. Hmm, aku tetap mengagumimu seniorku? karena setiap latihan pandangan ku tak luput dari kamu. Dan suatu hari, gak sengaja ku melihat T, inisial pacarmu dengan cowok lain. Entah kenapa perasaan ku begitu sakit, padahal ku bukanlah siapa-siapa di antara kalian. Tapi tak beberapa lama dari kejadian itu aku mendengar kamu putus. Aku tak tau persis waktu itu kamu putus karena apa. Tapi entah kenapa, perasaan ku senang. Aku bukan mengharapkan kehancuran di dalam hidupmu. Aku hanya senang aja kamu terlepas dari cewek seperti dia.
Hari-hari yang ku lalui tak terlalu baik dan juga tak terlalu buruk. Karena alhamdulillah, nilai sekolahku waktu itu lumayan baik, mungkin karena cara belajar ku yang juga sudah lebih dari SMP. Hanya itu yang ku tahu. Tapi sering juga sih, aku sedih saat mengingat masa-masa persahabatan ku di SMP yang tak ku temui lagi di waktu masuk SMA.
Sepi tak ada yang perhatian tentu juga salah satu kendala ku saat itu. Sampai akhirnya ku bertekad ingin pacaran. Dan, salah satu murid kelas XII IA menembakku. Aku harusnya senang karena kamu yang ku kagumi selama ini ada di kelas itu. Tapi, sayangnya yang suka padaku bukan lah kamu tapi temanmu. Aku kecewa. Tapi aku tak bisa lakukan apa-apa, aku tak melihat respon mu padaku. Yang aku fikir waktu itu kamu tak menyukaiku. Sampai akhirnya ku terima dia (temanmu) dengan separuh hatiku. Tapi, aku berjanji dalam hatiku jika memang ini yang terbaik untukku, aku akan jalani ini dengan sepenuh hati dan bahagiakan dia.
Sejak jadian dengan nya, aku mulai mengenalmu dan teman-teman nya. Sampai satu-satu dari temanku juga jadi pacar temanmu. Tapi, hubungan ku dengan nya tidak begitu baik, dia sangat pemalu dan tak gentle untuk seorang cowok. Masa aku pacaran, dia diantar pula oleh 10 orang temannya ke lokal ku.. Huu, aku yang jadi malu banget. Sampai akhirnya kita putus (aku dan dia)
Nah, inilah awal-awalnya ku mulai mengenalmu. Singkat cerita, waktu itu kak Fino memanggilku di jam istirahat. Waktu itu aku berjalan berdua dengan teman ku. Pas di depan perpustakaan dia mencegahku. Aku kaget, apalagi dia bilang dia mau bicara berdua saja dengan ku. Alamak, pikiranku kemana waktu itu. Aku fikir dia ada apa-apa lagi sama aku. Hihi?. Tapi ternyata dia Cuma mau nyampein salam dari temannya. Kirim salam? Dari siapa? Aku kaget waktu itu, tapi ya sudahlah kataku. Aku tahu pasti dari kak Andi (mantanku, temannya dan temanmu). Aku ingin berlalu. tapi di stop in lagi. Bukan katanya, tapi dari Riko. Ooh… Hah! Aku jadi berubah, jadi semangat. Aku tanya lagi Riko mana? Dia jawab Riko Herlando. Deg-degan… Banget sampai kak Fino ketawa-ketawa, katanya mukaku memerah. Aku benar-benar merasa itu seperti sebuah mimpi. Aku bilang tetap tak percaya pada kak Fino. Ya sudah, salam balik kataku sambil berlalu. Hmm… Betapa senangnya hatiku saat itu?
Dan, malam itu kamu pun sms aku. Aku benar-benar merasa berada di alam lain. Di tempat terindah. Aku benar-benar yakin setelah kamu bilang, kalau gak percaya besok kita ketemuan. So pasti lah aku senang banget. Malahan malam ingin segera ku ganti pagi kalau bisa. Hehe
Sejak bertemu kamu, sms kamu dan telepon-teleponan. Sejak itu kita mulai akrab, bahkan kita juga sering nyanyi bareng. Hal yang tak kan pernah ku lupakan saat aku nyanyikan lagu “tinggal kenangan” pada anggi tapi kamu yang menangis karena lagu itu, sebenarnya ku menyanyikan itu dari hatiku terdalam untuk kamu. Entahlah, kita memang sehati mungkin.
Pertama kali kamu nembak aku (7 maret 2008, resmi 8 maret 2008), aku merasa gugup, aku takut teman-temanmu marah. Tapi, kamu selalu berusaha menenangkan aku. Itu yang buat ku semakin sayang kamu. Akhirnya ku terima kamu jadi pacarku, setelah kamu bilang. Kamu dah minta izin sama Andi dan teman-teman mu yang lain juga mendukung. Disitu ku tahu betapa seriusnya kamu.
Kita jalani semuanya dengan perasaan cinta. Hingga ku tahu, ternyata sebanyak yang suka, banyak juga yang gak suka dengan hubungan kita. Ingat kata-kata ini “srigala berbulu domba”. Yang dilontarkan seseorang padamu. tentu saja karena dia tidak menyukai kita. Tapi, kita tetap bersama. Bukan kamu saja yang merasa kan dampak buruk itu, aku pun juga, aku tak disapa lagi sama senior yang dulunya deket, dimarahi guru.
Oia, aku hampir lupa satu hal.. Sebelum kita benar-benar dekat, kamu selalu saja semangat pergi ke lokalku untuk ambil absen. Apalagi pas di dalam lokal sembari memperhatikanku. Hadduh, betapa keki nya aku waktu itu. Sering ku di goda teman-teman sambil mereka pura-pura batuk. Izz… Aku jadi malu?
Nah, waktu berlalu. Kita jadian. Banyak hal indah yang ku lewati bersamamu. Meskipun begitu dukanya hidup juga sering kita lewati bersama. Mungkin inilah yang disebut dengan cinta.
Aku lupa tepatnya tanggal berapa dan hari apa. Aku dan teman-temanku akan berangkat pramuka, aku lupa itu bukan jambore tapi sejenisnya. Sebelum berangkat kamu nyanyikan lagu Repvblik ‘sudah cukup’ untukku. Hanya bagian reffnya. Aku begitu tersentuh karena ku tahu kau menyanyikan nya dengan sepenuh hatiku. Betapa aku mencintaimu. Sampai akhirnya aku berangkat dan meninggalkanmu untuk sementara. Kamu tahu, di sepanjang perjalanan, difikiranku Cuma 1. Cuma satu wajah kamu dan hatimu yang menari-nari di pikiranku. Ada rasa sedih saat ku berpisah dengan mu, ada juga rasa bahagia, karena ku tahu kau juga sangat mencintaiku. Itu yang ku rasa.
Tapi surprise untukku, kamu dan temanmu datang ke tempat ku pramuka. Dan masih ku ingat, takkan ku lupa. Aku tanya, kenapa kamu rela-rela jauh kesitu. Kamu bilang ‘itu karena kamu terlalu rindu padaku’. Hal yang sama dengan yang aku rasa. Tak cukup disitu saat kamu telah pulang kamu juga sering menelponku. Begitu seriusnya kamu dengan ku. Aku juga sangat menyayangimu
Terlalu banyak kenangan indah yang kita lewati bersama, mungkin tak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata di kertas ini. Aku hanya ingin selalu mengingatnya dan tak kan melupakannya. Begitu juga yang ku harapkan padamu. Aku ingin kamu selalu mengingatnya, sekalipun kini kau telah tiada dan masa itu tak kan berulang lagi, meskipun secuil.
Kak, tahukah kamu ku begitu merindukanmu.. Merindukan saat-saat indah bersamamu. Saat kita maen ke villa, jalan bareng, makan bareng, ke Alahan Panjang, ke bukit villa, ke pemandian air panas tempat kak Andi, waktu itu sama Relva juga. Dan disaat itu lah pertama kali kamu… ku, aku menamparmu dan kita jatuh dari motor, hufft… masih banyak lagi kejadian yang tak kan terlupa di memory ini tentang kita. Aku juga sangat ingat sekali saat kita main di panorama. Dan disitu kita saling berjanji takkan mengecewakan satu sama lain dan sampai kita melakukan ‘sumpah’. (sampai sekarang ada hal yang menjadi penyesalanku disini, dengan sumpah ini), dan seterusnya kita pergi maen ke Solok, jalan-jalan di kota Padang dan kamu juga berjanji akan mengajakku jalan-jalan keliling UNAND, yang mungkin itu selamanya kan jadi janji… tak kan pernah jadi kenyataan?, waktu kita mendapat bad experience di antara batu-batu itu. Aku benci mereka!! Hufft… Ingat masa-masa sekolah, pagi itu kita sepayung berdua, he.. Dan kita selalu menulis diary untuk ungkapkan isi hati kita, masa yang tak pernah lagi ku lalui sampai hari ini. Oia, kita pertama-tama jadian pernah main komputer bareng di tempat pak Febri, dan kamu terus memperhatikanku saat aku pulang sampai ku benar-benar tak tampak lagi olehmu. Kamu benar-benar perhatian padaku. Terus waktu pertama kali kamu pegang tangan dan pinggang ku saat berfoto. Aku tahu kamu juga grogi banget saat itu. Disana memang tempat paling indah yang pernah ku singgahi bersama mu. Ada sungai dengan latar belakangnya hutan, sangat alami. Aku ingin lagi kesana, tapi entah lah dengan siapa?. Padahal waktu itu kita pergi nya kabur dari rombongan supporter bola kan, kita pergi berempat. Aku, kamu, Mitha dan kak Abi. kalau ingat ini aku jadi senyum-senyum sendiri. Hehe, talanga bungo river.. Eh aku lupa nama tempatnya. Ckck
Hmm… Tak hanya itu, kamu juga pernah ke rumahku. Aku tahu, kamu adalah cowok pertama yang datang ke rumah ku dan berani minta izin sama ibu untuk ngajak aku jalan. Kamu memang cowok sejati and responsible. Kejadian itu adalah saat penerimaan kelulusan kamu dan akhirnya kita pergi jalan. Disaat itulah pertama kali aku ngasih kamu hadiah dan sebuah surat. Tapi kini, surat itu tlah kembali padaku. Dan tentunya tak seperti dulu lagi. Surat itu telah ada balasannya. Dari kamu. Aku sedih, karena aku tahu hal itu saat kamu telah pergi untuk selama-lamanya.
Dan, kamu tahu, ultahku yang paling berkesan adalah saat bersamamu. Karena saat itu kita ngerayainnya di karang putih. Seumur-umur waktu itu adalah the first time nya aku ngearayain ultah sama pacarku sendiri. Dan itu adalah hari paling bahagia buat ku. Sebahagia aku bisa mengenalmu. Setelah acara peniupan lilin dan nyanyi ultah, kita pun main lemot-lemotan kue dan ujung-ujungnya mandi deh sambil foto-foto. Waktu pulangnya, kamu memberiku kado yang akhirnya ku tahu isinya baju. Saat memberi hadiah itu teman-teman memang banyak yang tidak tahu, karena mereka telah jalan duluan. Aku tahu kamu ingin katakan sesuatu atau apa. Tapi, aku gugup, aku hanya ambil kado itu, minta terima kasih dan langsung mengajakmu naik ke atas. Aku hanya takut kamu kan menciumku atau apa. Hehe, perasaanku. Tapi bener loh, aku belum siap untuk hal itu.
Mungkin saat bersamamu, meskipun sebentar tapi sangat berkesan dan aku rasa banyak hal indah yang kita jalani daripada yang buruk. Ingat lagi, saat acara tour de singkarak danker waktu itu kita maen ke villa. Kita bertemu kak Warti. Dan kita pun jalan-jalan bareng. Waktu itu kita beli pop corn dan tanding-tanding siapa yang paling banyak makannya. Hehe, ternyata kamu lebih rakus daripada aku.. Hehe, terus kita juga naik kincir angin. Saat itu aku takut banget, tapi kamu malah selalu berusaha tuk ngilangin rasa takutku. Kamu selalu berusaha untuk buat ku berani. Dan akhirnya aku nyerah dan mengikuti mau kamu untuk naik permainan itu. Dan, kenyataanya aku tetap saja tak bisa kalahkan rasa takutku. Sering ku tutup mata dan memegangmu kuat-kuat saat permainan itu semakin lama semakin kencang. Eh kamunya malah ketawa-ketawa melihatku ketakutan seperti itu. Hmm… Pengalaman kita. Sekarang tour de singkarak tak pernah lagi ku ikuti. Seperti apa acaranya aku gak tau.
Kenang-kenangan bersama mu terlalu banyak dan berarti untuk hidupku. Karena dari situ aku mengerti dengan kata cinta, akan pentingnya pengorbanan dalam suatu hubungan. Sering juga aku ngambek gara-gara kamu atau kamu marah padaku karena cemburu. Tapi itu tak berlangsung lama. Sampai akhirnya kita memang menemukan masalah besar dalam masa hubungan kita. Semua itu berawal semenjak kamu mulai kuliah dan meninggalkan aku yang masih tetap di kampung, karena waktu itu aku baru naik ke kelas XI. Banyak yang bilang kalau orang baru-baru kuliah pasti dia akan bertemu dengan orang-orang yang baru pula dan tak menutup kemudian orang-orang kota lebih sempurna daripada orang kampung. Aku pun semakin terpengaruh dengan kata-kata seperti itu semenjak kamu sudah mulai jarang menghubungiku dan jarang pulang. Jika ditanya, alasan mu sering berbelit-belit. Lama-lama aku pun jadi berubah, rasa cinta yang dulu besar sedikit demi sedikit mulai terkikis karena rasa cemburu dan curiga melebihi besarnya tubuhku? maksudku lebih besar daripada rasa cinta dan kasihku.
Hingga kejadian di malam itu. Aku di sms oleh A temanmu, dia memang sudah lama naksir aku bahkan lebih dulu daripada kamu. Tapi aku gak pernah suka, makanya tak pernah aku terima. Tapi, smsnya malam itu, dia bilang ingin bertemu aku, walau untuk terakhir kalinya. Karena dia juga akan pergi jauh katanya. Bodohnya entah karena ku sengaja, aku pun malah minta izin sama kamu. Padahal ku tahu, hubungan kita sudah mulai memburuk juga waktu itu. Saat kau memberi tahu kamu, aku pun kaget dengan jawaban kamu. Karena saat itu kamu mengizinkan aku bertemu dia, sebenarnya kamu udah ngasih pengertian sih sama aku. Cuma aku nya aja yang waktu itu bawaannya juga sedikit kesel sama kamu. Sampai akhirnya kamu bolehin aku bertemu dia.
Inilah awal kehancuran hubungan kita. Pagi itu aku sudah berniat tak kan jadi menemui dia (si A), tapi gak tahunya pas pulang sekolah, baru sepermpat jalan menuju rumahku. Aku dapat sms dari kamu dan isinya… sungguh mengecewakan. Kamu bilang kamu mau cari pacar baru di padang dengan alasan kamu sendiri yang tak punya cewek disana. Kamu ingin seperti teman-teman mu, kalau malam mingguan bisa keluar dan bertemu pacarnya. Dan tentu aku tahu ini adalah yang paling sulit untuk ku terima begitu saja. Sakittt… Banget rasanya hati ini. Tapi aku tak bisa lakukan apa-apa. Akhirnya 180 derajat ku langsung berubah pikiran dan aku pun menemui si A tadi. Walau hanya dengan hati yang terpaksa dan sakit. Bersama si A ku tak ingin cerita what happen yang terjadi.. Karena it so bad in my life.
Malamnya kamu masih sms aku. Perasaan lain ku baca sms kamu. Karena ku tahu saat itu kamu sms aku Cuma terpaksa dan mungkin Cuma untuk nyindir aku. Tapi aku tetap jujur pada kamu. Karena jauh di lubuk hatiku terdalam, aku Cuma sayang kamu. Ingin rasanya hubungan kita tuh baik-baik saja. Tapi, memang takdir yang telah berkata lain. I didnt know, what should i do.
Dan the bad experience benar-benar membuat hubungan kita hancur. Malam itu juga kamu sms aku dengan kata-kata yang tak pernah ku duga kan kau katakan itu padaku. Aku sangat terpukul. Dua sms dengan isi dua layar kamu kirim di jam 12 malam. Mungkin saat itulah telah benar-benar puas memaki diriku. Aku hanya terdiam membaca sms mu. Tak ada yang bisa ku ucap, lidah ku terasa kelu, tubuhku lemah tak berdaya. Aku benar-benar tidak mempercayainya. Hanya air mata yang secara spontan mengalir di pipiku. Aku benar-benar terpukul, hidupku hancur, hanya itu perasaan yang tersisa untukku.
Aku tak pernah balas sms kamu itu, karena ku gak tau harus ngomong apa. Salah sedikit, mungkin kamu akan membenciku seumur hidup. Akhirnya hari-hari yang ku lalui hanya dengan sedih dan menangis. Tapi rasa itu selalu aku tutupi dari teman.temanku. Aku tak ingin mereka tahu betapa hatiku terluka. Di depan mereka aku selalu terlihat tegar dan happy. Hanya beberapa dari temanku yang tahu isi hatiku yang sebenarnya seperti apa. Sampai suatu hari aku menangis dan berniat mati, karena ku sudah tak sanggup lagi dengan perasaanku yang hancur itu. Dan aku pun sms Intan. Dia langsung datang dan bertemu dengan ku yang memang waktu itu dalam keadaan yang putus asa luar biasa. Dia berusaha menenangkanku. Tapi, ada rasa menyesal yang ku rasa, lama setelah kejadian itu. Intan meminta no telepon kamu padaku, dan memang sih selang beberapa hari kamu pun minta maaf sama aku. Aku sedikit lega, karena perlahan-lahan hubungan kita mulai membaik. Memang tak sebaik dulu.
Kalau mengingat antara kamu, aku dan Intan. Aku masih saja benci. Entah kenapa, aku tak pernah suka dengan dia. Apalagi sejak ku tahu kamu pernah panggil dia dengan kata sayang. Huft… Betapa pengkhianatnya seorang teman. Fikir hatiku. Aku tahu, dan amat menyadari kalau aku juga tidaklah teman yang baik. Aku tahu Intan saat itu merasa envious juga padaku karena Aci. Tapi toh aku tetap mempertahankan kebenaran menurutku. Aku sama Aci tak ada hubungan apa.apa. Dan lagian aku juga tahu mereka tak ada hubungan apa-apa, baru juga pedekate. Kenapa dia mesti cemburu padaku. Aku juga lebih dulu kenal Aci dibanding dia, pantaslah aku lebih dekat dengan nya daripada Intan. Eh, dia malah manfaatin kamu tuk manas-manasin aku. Itu yang paling aku benci dari dia. Karena hal itu, sampai kamu menutup mata pun aku tak bisa lagi sedekat dulu sama kamu. Karena kamu sepertinya lebih percaya kepada orang yang ku benci ketimbang aku sendiri. Sering banget hal yang ku takuti malah jadi kenyataan dan itu lah yang membuat aku benar-benar trauma.
Tapi, aku tetap yakin kamu masih cinta sama aku. Walau itu Cuma sedikit. Kenapa? Karena dari caramu yang suka menelponku diam-diam atau memberiku semangat di hari ujian. Meski dengan sikap dingin. Tapi aku betapa perhatiannya kamu. Terima kasih untuk itu ya kak…
Dan, telepon, sms, yang terakhir kita. Itulah yang terjadi di waktu menjelang kelulusanku. Aku menelponmu karena ada temenku cerita kamu menembaknya. Entah kenapa ada rasa yang tak bisa ku terima waktu itu dan ku putuskan untuk menelpon kamu. Setelah kamu ceritakan semuanya, termasuk kamu tak jadi dengannya. Baru aku mengerti dan saat itulah ku bilang itu telepon terakhir kita. Aku tak terpikir apa.apa. Dan aku juga tak tahu kalau ternyata itu memang telah menjadi telpon kita yng terakhir kalinya, terakhir untuk hidup kita. Begitu juga dengan sms, ku bilang sms terakhir dan memang menjadi sms terakhir kita di dunia. Hingga akhirnya kau pergi untuk selama-lamanya. Semuanya telah kusesali, meski sesalku juga tak adanya artinya lagi.
Hingga hari senin itu Intan sms ku, bilang kamu kecelakaan. Pikiranku benar-benar dan sungguh tak percaya dan aku pun benar-benar merasa tak berdaya lagi setelah ku telpon no mu dan yang angkat temanmu yang sama-sama kecelakaan denganmu. Spontan ku menangis sejadi-jadinya. Ingin marah, ingin teriak, tapi entahlah. Ku benar-benar seperti berada di dunia lain. Hatiku luluh lantah. Tuhan, kenapa harus kamu. Harus kamu yang menerima semua itu. Masih sangat banyak orang yang membutuhkan mu. Terutama orang tuamu. Huffft… Apa yang bisa ku perbuat. Inilah takdir hidupmu.
Besoknya ku besuk kamu, ku melihatmu hanya terdiam di dalam sana. Kamu hanya diam. Tubuhmu kaku. Jauh sekali dengan Riko yang ku kenal dulu. Kak, lirih hatiku menyaksikan kau terbaring lemah tak berdaya disana. Aku pun lemah, tak kuasa ku menangis terisak dan mamamu lah yang membuatku sedikit tenang. Melihatnya begitu tegar. Dalam hati, ku terus menjerit, kamu harus bisa bertahan. Kamu kan tetap bertahan! Tapi, tuhan berkehendak lain. Baru satu jam kurang ku dari rumah sakit, berniat ingin nyuci dulu di kosan. Tapi, aku terima telpon dari adikmu. Disitulah klimaksnya. Ingin mati aku rasanya. Aku langsung balik lagi ke Rumah Sakit. Dan apa yang ku temukan. Kamu bener-bener telah pergi tuk selama-lamanya. Dingin… Sekali tubuhmu ku rasa, tak ada lagi kehangatan disana. Sampai air mataku pun tak bisa lagi keluar. Saking gak percayanya aku. Tubuhku terasa lain. Tapi itu bukan mimpi. Penutupan, ku kecup keningmu dan itulah terakhir kalinya ku bisa sedekat itu denganmu. Aku benar-benar terpukul, tapi aku harus bisa ikhlaskan kamu. Karena ku tahu, kan ada kehidupan yang lebih baik disana untukmu.
Sekarang, semua telah terjadi. Tak ada lagi yang bisa ku lakukan untuk mu. Kecuali selalu mengirimkan doa untukmu. Semoga kau kan selalu tenang di sisinya. Cuma itu yang bisa ku harapkan. Aku merasa berdosa sekali karena telah menyia-nyiakan cinta kita dulunya. Tapi kini apa yang bisa ku lakukan. Kita telah berada di alam yang berbeda. Selamat jalan kak. Apapun yang terjadi kamu tetaplah akan menjadi cinta pertamaku… Orang pertama yang benar-benar membuatku mengerti dengan arti CINTA yang sebenarnya.
Maafkan semua salahku kak, kau adalah cahaya disana. Karena kau adalah orang terbaik yang pernah ku kenal dan bukan aku saja. Semua temanmu, keluargamu disini juga merasakan itu. Kami kan selalu mendoakanmu. We’ll miss u forever…
Selamat jalan kak Riko tersayang…

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!