Searching...
Selamat Datang Di website Diaryreva | Diary Tentang Cinta | Terima Kasih Atas Kunjungan Anda....
Selasa, 25 Maret 2014

Cinta Harus Memilih

 
http://diaryreva.blogspot.com/2014/03/cinta-harus-memilih.html
Cerpen Cinta Remaja - Cinta Harus Memilih

Tahun 2008…
Berawal dari sebuah permusuhan dan sebuah kesalahan yang terjadi di antara zhe-zhe dan zhero, gadis cantik benama zhe-zhe ini selalu berharap bisa mendapatkan cinta dari seorang lelaki yang bernama david, tapi sayang david tak pernah memandang spesial zhe, padahal zhe bisa terbilang primadona di sekolahnya hampir semua anak laki-laki di kelas nya berusaha mendekati zhe.

Zhero dia adalah seorang lelaki tampan berpostur tinggi dari zhe-zhe, musuh terberat zhe-zhe. Entah kenapa zhe tak pernah menyukai zhero begitu juga zhero, mungkin itu sebabnya tuhan menakdirkan mereka untuk bersama. zhero berumur lebih muda dari zhe hanya berbeda 1 bulan saja, berkulit hitam, dan penyukai olahraga basket. Berbeda dengan zhe yang tidak terlalu menyukai olahraga apa lagi yang bertentangan dengan bola karena keadaan zhe yang sering sakit-sakitan..
Saat itu zhe sedang duduk di kursi, tanpa sengaja tiba-tiba zhero mendorongnya hingga terjatuh. Zhe sangat marah karena dia sedang asik duduk santai tanpa alasan di dorongnya hingga jatuh “apaan sih lo zher?, lo punya masalah sama gue?” kesal zhe pada zhero, zhero berusaha meminta maaf beberapa kali, dan beberapa kali juga zhe menolak maafnya.
suatu hari zhero meminta maaf pada zhe dengan memberi setangkai bunga mawar merah, “apa sih maksud nya?” tanya zhe dalam hati. dari situ zhe merasakan perasaan yang aneh pada hatinya, dan sejak saat itu zhe pun merasa bahagia saat zhero ada di dekat nya walau kadang zhe selalu bersifat JAIM padanya, dan jika tak ada dia di dekat nya entah kenapa zhe seakan takut untuk kehilangannya. Semakin hari semakin besar rasanya perasaan itu, semakin zhe takut untuk tersakiti.

Tiap hari zhero berusaha meminta maaf atas kejadian yang tak di sengaja itu, dan tiap hari juga zhe menolak maaf itu karena ke JAIMan nya, zhero pun merasa aneh apa sebenci itu zhe padanya. saat jam istirahat tiba zhero mendekati zhe dan mencoba bertanya “zhe, lo kenapa sih? Gue kan udah minta maaf sama lo, emang salah gue gede banget gitu sampe lo gak bisa maafin gue? Maafin dong zhe lagi pula kejadian itu tuh tanpa gue sengaja beneran deh”. zhe hanya diam dan memalingkan muka lalu pergi, tapi zhero mencoba mencegat. zhero tatap muka zhae sambil berkata “zhe, maaf”. “iya gue maafin” jawab zhe sambil bergegas pergi dari hadapannya.
Setelah permohonan maaf itu, entah kenapa setiap zhe bertemu dengannya zhe selalu mencoba menjauh darinya, zhero pun selalu mencoba tersenyum pada zhe, tapi zhae selalu pura-pura tak melihatnya.
Suatu hari di jam istirahat yang sama zhe sedang makan siang di kantin sekolah bersama teman-teman nya, zhero yang baru saja datang ke kantin langsung duduk di sampingnya zhe, “zhe-zhe?” sapa zhero pada zhe. “hemmm” zhe menjawab sapa dari zhero dengan sedikit ketus.
“zhe bukannya lo udah maafin gue, tapi kok sikap lo kaya masih benci aja sama gue?” tanya zhero dengan penasarannya
“gak ko perasaan lo aja kali, gue biasa tuh” jawab zhe. “masa sih cuman perasaan gue, zhe gue kan pengen temenan sama lu bukannya musuhan”.
“terus siapa yang ngajakin musuhan sih? gue juga gak ngajak musuhan kali”.
“kalau gitu lo mau kan kursus berenang sama gue, tiketnya biar gue yang bayar, gimana?” ajak zhero pada zhe
“gak deh, makasih lo aja sama yang lain”. Tolak zhe pada zhero sambil pergi ke kelas.

Di tempat renang zhero hanya melamun menatap air kolam, “gak bakalan muncu si zhe-zhe dari air kolam zher, hahahahah… lo ngelamunin zhe kan? Lo suka sama zhe?” tanya ranti dengan candanya, “apaan sih siapa yang ngebayangin air kolam ada wajah zhe? gak tahu deh, susah banget buat deket sama zhe, zhe tuh judes kaya nya gak mugkin zhe bisa suka sama gue”. Ranti hanya membalas dengan tersenyuman nyindir nya,
Setelah selesai kursus renang di perjalanan pulang zhero bertemu dengan zhe, mereka saling bertatapan dan melempar senyuman, zhero memegang tangan zhe sambil berjalan pulang. Zhe pun menyadari jika perasaan bahagia saat di dekat zhero adalah asmara cinta.
Sejak saat itu zhe dan zhero rukun, beberapa hari menjelang perpisahan kelas zhe dan zhero mendapat ujian pelajaran PENJAS, mereka di beri tugas untuk olah raga lari ke hutan, saat semua siswa berlari menyusuri hutan tiba-tiba zhe merasa pusing dan semua yang ia lihat seakan berputar, zhe coba menahan pusing nya tanpa tersadari dia berada di pinggir jurang, “brugg” zhe terpeleset dan jatuh untungnya jurang itu tidak terlalu dalam hanya 1 meter kedalamannya, zhero yang mendengar suara jatuh itu segera berlari menolong zhe, “zhe. Lo gak papa?” tanya zhero dengan cemas sambil mengulurkan tangan untuk menolong zhe, untung nya zhe hanya mengalami lecet pada lutut nya, zhero yang melihat zhe tak bisa berjalan segera mengankat zhe dan menggendong nya sampai ke UKS, zhero sendiri yang mengobati luka di lutut zhe. Zhe hanya menatap dalam zhero.
tanpa terasa beberapa hari lagi jelang perpisahan sekolah. Malamnya zhe sedang tertidur pulas tiba-tiba handphonenya berbunyi, zhe terbangun dan melihat handphonenya “zhero?” nama zhero yang muncul di layar handphone, zhe mengangkat telepon nya “hallo”.
“hai, zhe”. Sapa zhero di kejauhan sana, “hai. Ngapain sih jam segini telepon? Ini tuh jamnya orang tidur” tanya zhe sedikit kesal. “maaf, gue cuman mau tanya lo besok datangkan ke acara perpisahan sekolah kita?” ujar zhero menjelaskan maksud nya “ada yang mau gue omongin zhe sama lo, lo hadir ya!” jelas zhero lagi.
“iya gimana entar, kenapa gak ngomong sekarang aja” pinta zhe. “gak deh besok aja, ya udah lo tidur aja lagi, bye!”.
Tut.. tut.. tut..
Telepon terputus, dengan perasaan penasaran zha kembali tidur.

Keesokan hari di sekolah, “zhe, hari ini kamu cantik!” puji zhero. Zhe hanya membalas dengan senyuman dan langsung bertanya soal semalam “zher, apa sih yang mau lo omongin?”.
zhero menggapai kedua tangan zhe dan memberi sebuah permen pada zhe. Zhe melihat tulisan di belakang permen yang bertuliskan (jadian yuuk). “maksud nya apa zher?” tanya zhe kembali
“aku.. a..ku udah lama suka sama kamu, sejak permusuhan kita yang karena masalah sepele itu. Aku jatuh cinta sama kamu, awalnya aku pikir hanya perasaan suka biasa, tapi aku sadar aku takut kehilangan kamu zhe. Kamu mau kan jadi pacar ku?”.
Zhe kaget setengah mati selama ini dia berusaha menutupi perasaan nya pada zhero. Yang padahal zhero juga memiliki rasa yang sama pada zhe. “sebenarnya aku juga udah lama suka sama kamu dan aku terlalu takut untuk tersakiti, tapi sekarang aku siap untuk tersakiti karena aku percaya kamu adalah orang yang pertama kali buat aku mengerti semua arti jatuh cinta”. Jawab zhe. Zhero tersenyum bahagia begitu pun dengan zhe, semua teman-teman mereka pun ikut bersorak bahagia, menyaksikan nya.

Masuk universitas
Akhir nya zhero dan zhe masuk universitas yang sama, dari situ hampir 1 tahun hubungan mereka berjalan dengan romantis tanpa ada gangguan, hingga suatu hari zhe merasa akhir-akhir ini zhero sibuk dengan kegiatan favoritnya itu, sampai jarang sekali menghubunginya, zhe merasa tak senyaman dulu. Tiba-tiba saja entah perasaan dari mana zhe ingin mengakhiri hubungannya dengan zhero, tapi unutung niat itu zhe pikir kembali.

Dan akhirnya zhe berencaana menjelaskan semua keinginannya agar zhero bisa membagi waktu. “zher, aku gak suka kamu terlalu fokus dengan kegiatan kamu. Aku ngerasa kamu terlalu sibuk dengan kegiatan basket kamu sampai-sampai kamu jarang sekali ada waktu buat aku, aku tau mungkin aku egois. Tapi kalau kamu kayak gini terus aku gak bisa zher” ungkap zhe.
“maaf ya zhe aku ngerti itu, kalau kamu mau kita break dulu, ya udah kita sampai sini aja aku gak mau kamu tersiksa sama aku, sebenarnya aku gak mau kehilangan kamu tapi aku juga gak mungkin harus mengabaikan kegiatan favorit aku ini, maafin aku”. Mendengar jawaban dari zhero, zhe kaget dan terlihat linangan air mata di pipi zhe, zhero coba menghapus air mata zhe dan mencium kening zhe, “kamu harus yakin zhe kalau kita jodoh, takdir pasti menuntun kita kembali, I LOVE YOU”. Kata terakhir dari zhero, anjar bergegas pergi dari zhe.


Cerpen Cinta Remaja - Cinta Harus Memilih 
 Zhe yang niatnya hanya ingin di perhatikan ternyata zhero malah memlih putus dari pada harus membagi waktu. Zhe hanya bisa menangis tanpa berkata apapun, zhe mencoba menceritakan kesedihan nya pada sahabatnya chika. Chika adalah sahabat zhe sejak masuk universitas, chika juga menyukai olahraga basket.
“chik, gue gak nyangka bakal begini” curhat nya pada chika. “udahlah zhe, kamu tuh harus bisa move on dari zhero, kamu harus yakinin kata-katanya tentang takdir, kamu harus bisa ikhlas dan tulus” chika mencoba menasehati zhe.
Zhe pun mengerti dan berusaha menerima semuanya dengan lapang dada. Hari berganti hari zhe bisa melepas semuanya tentang zhero, walau kadang dia selalu merasa kangen jika bertemu zhero. Tapi berusaha tuk menghiraukan perasaannya. Tak terasa hampir 1 bulan zhe putus dari anjar.

Suatu hari zhe pergi ke kantin, zhe memergoki chika yang sedang duduk berdua dengan zhero. Saat melihat zhe, zhero segera pergi dari kantin, zhe mendekati chika sambil bertanya apa yang dilakukan zhero bersamanya “apaan sih lo zhe, banyak tanya banget” jawab chika sedikit ketus, semenjak saat itu chika serasa mencoba menghindar dari zhe beberapa kali juga zhe selalu memergoki chika dengan anjar, zhe penasaran apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. Semakin lama semakin banyak gosip dimana-mana tentang hubungan chika dengan zhero. “kok bisa sih chika nyakitin sahabatnya sendiri”. “penghianat tuh zhe” ucap teman-teman zhe padanya. Zhe semakin bingung sebenarnya ada apa dengan chika, saat berjalan di koridor kampus sambil memikirkan kata orang-orang zhe bertemu dengan chika, “chikaaa” seru zhe memanggil chika yang hendak kabur darinya, dan segera mengejarnya. Zhe mencoba menarik tangan chika dan mengajaknya ke belakang kampus.
“chik, gue mau lo ngomong sama gue, apa bener apa yang mereka omongin tentang lo dan zhero?” tanya zhe, chika hanya terdiam kaku di matanya terlihat linangan air mata. Zhe coba mengulangi pertanyaannya dan meyakinkan kecurigaannya “chik, jawab?”. “iyaaa… maafin gue zhe, diam-diam gue pacaran sama zhero di belakang lo, awal nya gue gak mau nyakitin lo. Tapi gue juga gak bisa bohongin perasaan gue, gue juga sayang zhero” jelas chika sambil menangis, mendengar itu semua zhe coba menahan tangisnya “sejak kapan?” tanya zhe ingin tau. “semenjak kita main basket bareng dan itu saat zhero masih berhubungan dengan lo”
“lo…”. “lo, penghianat chik, kenapa harus lo sih, lo udah gue anggap sodara gue chik, gue gak tau sampai kapan gue siap maafin lo” lanjut zhe. “maafin gue zhaa” pinta chika
“selamat buat lo yah, semoga lo langgeng selalu gue yakin lo bisa jadi apa yang zhero inginkan dan gue yakin lo lebih mengerti zhero dari pada gue” ucap zhe sambil pergi meninggalkan chika.

Zhe benar-benar merasa sedih dan bingung, kenapa zhero setega itu kenapa zhero harus menyakiti perasaan zhe padahal waktu SMA zhe yakin kalau zhero bisa menjaga perasaan zhe. di sisi lain zhe merasa dikhianati tapi di sisi lain juga zhe berfikir cinta itu hak semua orang, “egokah aku tuhan jika aku membenci sahabat yang pernah ku banggakan?” tanya zhe dalam hati, zhe berfikir keras saat itu dan akhir nya zhe yakinkan hatinya bahwa dia harus bangkit dari keterpurukan cinta nya dengan zhero “yaa aku harus bisa bangkit demi masa depan ku, aku yakin tuhan menyimpan jodoh untuk ku yang terbaik dan yang terindah”.
Sebenarnya banyak teman laki-laki di kampus yang menyukai zhe termasuk anak investor di kampus nya, zhe pun mencoba membuka hatinya untuk cowok-cowok yang selama ini berusaha mengejarnya, dan kali ini pilihan zhe jatuh kepada jo’. Anak investor di kampus zhe. Jo’ selalu besikap baik pada zhe, pengertian bahkan selalu mendukung apa yang zhe kerjakan. Semakin lama mereka menjalani hubungannya bukan semakin hilang perasaan zhe pada zhero malah semakin besar saja rasa kangen zhe pada cinta pertamanya itu.
 Cerpen Cinta Remaja - Cinta Harus Memilih
Tiba-tiba zhe merasa kangen juga pada sahabatnya itu, saat zhe akan ke kantin zhe bertemu dengan chika, zhe coba mendekati chika, “boleh gue duduk di sini?” tawar zhe untuk menemani chika. Dengan perasaan kaget chika menjawab “zhee.. yaa silahkan, lo udah gak marah sama gue?”. “gak lah!!” sambil tersenyum pada chika. “zhe.. gue nyesel banget dengan apa yang gue lakuin ke lo, gue minta maaf,” chika membahas masalah itu kembali pada zhe, “udahlah lupain, toh aku juga udah ikhlas. Dan aku kan udah punya hidup baru. Gak usah di bahas lagi ya”
Zhe coba untuk tidak membahasnya lagi, “ok zhe. Tapi sebenarnya gue udah selesai sama zhero zhe” ucap chika membahas lagi, sontak zhe kaget mendengar itu dan hampir saja zhe tersedak makanan. “lo putus gara-gara gue”. zhe merasa bersalah zhe juga merasa serba salah dengan perasaannya apakah dia harus senang atau ikut bersedih. Zhe coba untuk tidak besifat egois terhadap perasaan nya “gue minta maaf kalau semuanya gara-gara gue”.
“gak zhe mungkin kita emang gak jodoh, dan lebih baik aku kehilangan zhero dari pada kehilangan sahabat terbaik ku”. ucap chika sambil tersenyum, zhe memeluk sahabatnya itu. semenjak itu persahabatan mereka kembali akur, dan perlahan perasaan zhe berpindah pada jo’, tapi di saat zhe mulai serius bisa menyayangi jo’ tiba-tiba zhero hadir kembali dalam hidupnya. zhero bersikap seperti dulu saat pertama kali dekat dengan zhe, entah apa yang ada di pikiran zhero saat itu tapi yang pasti zhero kembali mengulang sikap nya dulu pada zhe.

Melihat zhe Yang seperti kebingungan jo’ pun berpikir jo’ hanya cinta pilihan kedua untuk melupakan zhero atau mungkin terpaksa zhe pilih sebagai pelampiasan semata, dan jo’ menyadari betul semua itu tapi selama ini jo’ selalu berusaha mengerti zhe dan berusaha membuat zhe bisa mencintainya, dan di saat semua yang jo’ harapkan mulai tercapai dia bingung apa harus dia lepas kan zhe. “zhe, kamu masih mencintai zhero?” tanya jo’ zhe hanya menatap jo’ dengan perasaan bingung, zhe memang tak bisa melupakan masa lalunya itu tapi zhe juga tidak mungkin jika harus melukai jo’ “zhe kalau emang kamu masih mencintai zhero, kamu boleh kembali, biar aku yang mundur. Karena tidak ada orang yang bisa menghalangi perasaan cinta, aku memang mencintaimu tapi bagi ku cinta mungkin tak harus memiliki, bagi ku cukup melihat kamu bahagia itu adalah cinta nyata bagi ku” ungkap jo’ yang tidak mau melihat zhe bingung, mendengar perkataan jo’ zhe langsung memeluk jo’ dan menangis “jo’ kenapa kamu ngomong gitu? mana mungkin aku meninggalkan orang yang setulus ini mencintaiku” zhe coba memberi pengertian pada jo’ “bagi ku mencintai mu adalah kesalahan yang terindah dalam hidup ku” ucap jo’ sambil mencium kening zhe. Zhe peluk kembali jo’ “dan melepas mu itu adalah hal terbodoh dalam hidupku jo”
Sejak saat itu zhe berusaha melupakan semua tentang zhero dan menghiraukan semua sikap zhero yang tiba-tiba kembali seperti dulu.

Zhe berjalan di koridor sambil membaca novelnya. Tiba-tiba “brukk” buku zhe terjatuh tertabarak seseorang, zhe segera mengambil buku itu secara bersamaan orang yang menabrak zhe, saat berdiri zhe kaget karena ternyata yang di hadapan nya adalah zhero “maaf ya zhe” zhero meminta maaf, “iya” zhe segera pergi meninggal kan zhero, tapi zhero menarik tangan zhe, zhe melihat zhero dan zhe merasakan semua kenangan itu, “zhe aku…” zhee segera memotong membicaraan “zher, kita udah selesai jadi biarin aku tenang dengan jo’ bukan kah kamu yang dulu minta aku melepaskan mu? Sekarang kita jalani hidup kita, kamu harus bisa terima kenyataan dan jangan sia-siakan orang yang ada dalam hidup kamu termasuk menyakitinya, harusnya kamu tidak mengulang kesalahan yang sama dengan menyakiti chika” jelas zha yang sudah mengetahui maksud zhero. zhero melepaskan tangan zhe dan membiarkan zhe pergi.
Semenjak saat itu zhe dan zhero berusaha mengubah perasaan mereka dan mencoba menerima hidup, dan akhirnya mereka bersahabat menjalin dengan baik, jo’ pun berusaha tidak berperasangka curiga dengan persahabatan mereka.
Tak terasa 1 bulan lebih lagi zhe, zhero dan jo’ akan lulus universitas, malam itu zhero mengajak jalan zhe, zhe juga mengajak chika dan jo’ karena zhe tak mau ada perasangka buruk dari jo’ dan chika. Tapi jo’ dan chika terlambat datang karena ada kepentingan lain.
Zhe pun akhirnya jalan bardua saja dengan zhero, setelah tiba di tempat tujuan zhe dan zhero pun berbincang-bincang “zhe abis kuliah kamu mau ngapain?” tanya zhero memulai pembicaraan.
“aku belum tau bokap nyokap sih nyuruh aku ke bandung, dan aku juga gak tahu di bandung aku jadi apa” jawab zhe dengan canda. “jadi orang dong zhe” canda zhero.
Tiba-tiba suasana mellow dan zhero pun mengungkit semuanya kembali “zhe aku gak bisa bohongin diriku sendiri, sebenarnya aku tidak benar-benar bisa melepasmu dan mengubah semua perasaan ku, bodoh rasa nya saat aku minta mengakhiri semuanya dan menghianati cinta kamu, hanya karena chika yang bisa mengerti aku karena propesi yang sama yaitu basket, dan memang aku menyukai basket dan bercita-cita menjadi atlit internasional dan aku berpikir itu semua bisa terwujud dengan chika, tapi ternyata tidak, apa guna jika orang yang selalu menyemangati aku lepas begitu saja dari hidup ku”
“maksud kamu apa zher?” tanya zhe. “zhe dulu sampai sekarang pun perasaan ku sama tak berubah meski di paksa untuk mengubahnya aku tak bisa, aku tetap berharap kamu jadi miliku kembali” jelas zhero
“zher kamu harus tau aku pun sama tak pernah bisa melupakan tentang kita tapi ini kenyataan aku tak mungkin melepaskan jo’, terlalu baik apa yang jo lakukan selama ini. Dan kamu harus tau kamu bukan hanya menyakiti satu orang tapi banyak orang termasuk chika” jelas zhe
“aku gak peduli, chika hanya masalalu dan chika hanya pelayaran sementara, kamu pelayaran terakhir ku” ungkap zhero sambil memegang tangan zhe.
Tak di sangka ternyata chika dan jo mendengar semua percakapan mereka, “aku tau zher, sabaik apa pun aku, sesempurna apapun aku, tak ada yang bisa menggantikan perasaan mu untuk zhe. Tapi cara mu zher yang membuat aku jatuh dan sakit hati” tiba-tiba suara chika terdengar “chikaaa” zhe dan zhero kaget bersama.
Jo’ hanya menatap dalam wajah zhe, dan pergi meninggalkan zhe, chika pun juga pergi sambil meninggalkan tangis, zhe coba mengejar jo’ tapi zhero menarik tangan zhe. “lepas zher..” pinta zhe pada zhero untuk melepaskan tangannya. Zhero pun melepaskan tangan zhe. Zhe segera berlari mengejar jo’.
“jo’ tunggu” teriak zhe untuk menghentikan langkah jo, jo berlari sampai parkiran mobil zhe pun terus mengejar, tiba-tiba zhe tersandung dan jatuh, jo yang tak tega segera mendekati zhe dan menggendongnya hingga ke mobil. Jo’ tak bicara apapun jo langsung mengurut kaki zhe, “jo’ maafin aku? aku tak pernah bermaksud..” saat zhe mencoba menjelaskan jo memotong pembicaraannya “bukankah tak pernah ada yang salah dengan cinta, cinta itu hak bagi setiap orang, aku sudah pernah bilang zhe bagiku cinta itu kamu kalau kamu bahagia maka aku juga bahagia. Walau itu bukan dengan ku”. Ucap jo sambil memegang wajah zhe. Selalu saja zhe menangis jika mendengar ungkapan hati jo’ “aku tau perasaan ku ini sudah menyakiti kamu dan chika. Tapi aku gak bisa memilih dan menyakiti salah satunya”.
“itu resiko, jika memang harus aku yang tersakiti aku siap zhe. Aku yakin kamu bisa memilih yang terbaik”
Zhe benar-benar bingung apa dan harus bagaimana zhe hanya bisa menangis, “zhe kamu baik-baik aja kan?” tanya mama zhe sambil memeluk zhe. Zhe mencoba menceritakan semua yang terjadi “zhe jika Allah sudah berkehendak mama yakin Allah tahu yang terbaik buat kalian ber empat, kalian jalani saja hidup dari tuhan ini biar Allah yang memberi jalan selanjutnya untuk cinta kalian” nasehat mama zhe pun terlontar

Akhirnya zhe, zhero, chika dan jo’ pun lulus dari kuliah nya dan zhe berencana untuk pergi ke bandung melanjutkan bisnis ayahnya, zhe pamit pada jo’, zhero dan chika. Mereka bertemu di terminal bus
“zher, chik, jo’ aku sadar apa yang aku lakukan tak pernah sama dengan hatiku, karena sebenarnya jauh di dalam hatiku, aku masih mencintai zhero. Tapi aku juga sadar kadang apa yang kita inginkan itu tidak sama dengan yang tuhan inginkan kadang kita menganggap yang kita inginkan baik untuk kita padahal tidak menurut tuhan. Tinggal kita sebagai umat menerima dan bersabar karena tuhan lebih tahu jalan terbaik untuk hidup umat nya, dan aku mutusin untuk pergi ke bangdung aku ingin kalian mencoba menerima semua nya kita yakini saja kalau memang kita di takdirkan bersama, biar takdir menuntun cinta itu pada kita”

Chika menangis memeluk erat zhe. Sedangkan jo’ hanya senyum bangga pada zhe berbeda dengan zhero yang menahan sedihnya.
Akhirnya mereka mencoba menerima semua nya dan menjalani hidup sesuai jalan tuhan.

~ THE END ~

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!